Jumat, 05 November 2010

MENINGITS

Meningitis adalah radang umum pada araknoid dan piameter, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis.

Manifestasi Klinis
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa nyeri ini dapapt menjalar ketengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensoe tengkuk. Bila hebat akan terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun. Tanda kerning dan Brundzinsky posotif.

Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak,yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.
Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab yang lain seperti lues, virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.
Meningitis purulenta adalah radang bernanah araknoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain: Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitidis (meningokok), Streptococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Eschericha coli, Klebsiella pneumonie, Pseudomonas aeruginosa.

Meningitis Tuberkulosis Generalisata

Manifestasi klinis
Penyakit ini dimulai akut, subakut, atau kronis dengan gejala demam, mudah kesal, marah-marah, obstipasi dan muntah-muntah.
Dapat ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk. Pada pemeriksaan terdapat kaku kuduk dan tanda-tanda peradangan meningen lainnya. Suhu badan naik turun, kadang-kadang suhu malah merendah. Nadi sangat labil, lebih sering dijumpai nadi yang lambat. Selain itu terdapat hiperestesi umum. Abdomen tanpak mencekung. Gangguan saraf otak yang terjadi disebabkan tekanan eksudat pada saraf-saraf ini. Yang sering terkena adlah nervus III dan nervus VII. Terjadi afasia motoris atau sensoris, kejang fokal, monoparesis, hemiparesis, gangguan sensibilitas. Tanda-tanda khas penyakit ini adalah apatis, reflek pupil yang lambat dan reflek-reflek tendo yang lemah.

Pemeriksaan Penunjang
  1. Pemeriksaan darah
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap darah (LED), kadar glukosa darah, kadar ureum, elektrolit.
  1. Cairan otok
Periksa lengkap termasuk pemeriksaan mikrobiologis. Pada meningitis serosa diperoleh hasil pemeriksaan cairan serebrospinal yang jernih meskipun mengandung sel dan jumlah protein yang meninggi.
  1. Pemeriksaan radiologis
Foto dada, kepala dan bila mungkin lakukan CT Scan.

Penatalaksanaan
  1. rejimin terapi: 2 HRZE – 7 RH
    1. 2 bulan pertama
- INH                           : 1x400 mg/hari secara oral
- Rifampisin                  : 1x600 mg/hari secara oral
- Pirazinamid                : 15 – 30 mg/kg/hari secara oral
- Stretomisin                 : 15 mg/kg/hari secara oral
- Etambutol                 : 15 – 20 mg/kg/hari secara oral
    1. 7 – 12 bulan berikutnya
- INH                           : 1x400 mg/hari secara oral
- Rifampisin                  : 1x600 mg/hari secara oral
  1. Steroid
Diberikan untuk:
-         Menghambat reaksi inflamasi
-         Mencegah komplikasi infeksi
-         Menurunkan edema serebri
-         Mencegah perlekatan
-         Mencegah arteritis atau infark otak
Indikasi:
-   Kesadaran menurun
-   Defisit neurologis fokal
Dosis:
Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2-3 minggu selanjutnyaturunkan perlahan selama 1 bulan.
Disamping tuberkolostatik dapat diberikan rangkaian pengobatan dengan deksametason untuk menghambat edema serebri dan timbulnya perlekatan-perlekatan antara araknoid dan otak.


 Meningitis Purulenta

Menifestasi klinis
Gejala dan tanda penting adalah demam tinggi, nyeri kepala, kaku kuduk, kesadaran menurun.

Pemeriksaan penunjang
  1. Pemeriksaan darah
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap darah (LED), kadar glukosa darah, kadar ureum, kultur.
  1. Cairan serebrospinal: lengkap dan kultur
Pada meningitis purulenta, diperoleh hasil pemeriksaan cairan serebrospinal yang keruh karena mengandung pus, nanah yang merupakan campuran leukosit yang hidup dan mati, jaringan yang mati dan bakteri.
  1. Pemeriksaan radiologis:
·        Foto kepala: periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi
·        Foto dada
Penatalaksanaan
Terapi bertujuan memberantas penyebab infeksi disertai perawatan intensif suportif untuk membantu pasien melalui masa kritis. Sementara menunggu hasil pemeriksaan terhadap kausa diberikan obat sebagai berikut:
  1. Kombinasi ampisilin 12-18 gram, kloramfenikol 4 gram, intravena dalam dosis terbagi 4 kali perhari
  2. dapat ditambahkan campuran trimetoprim 80 mg, sufametoksazol 400 mg intravena.
  3. dapat pula ditambahkan seftriakson 4-6 gram intravena.
Bila sebab diketahui:
  1. Meningitis yang disebabkan pneumokok, meningokok
Ampisilin 12-18 mg intravena dalam dosis terbagi perhari, selama minimal 10 hari atau hingga sembuh.
  1. Meningitis yang disebabkan Haemophylus influenzae
Kombinasi ampisilin dan kloramfenikol seperti diatas, kloramfenikol disuntikkan intravena 30 menit setelah ampisilin. Lama pengobatan minimal 10 hari. Bila pasien alergi terhadap penisilin berikan kloranfenikol saja.
  1. Meningitis yang disebabkan Enterobacteriaceae
Sefotaksim 1-2 gram intravena tiap 8 jam. Bila resisten trhadap sefotaksim berikan: campuran trimetoprim 80 mg dan sulfametoksazol 400 mg per infus 2 kali 1 ampul perhari selama minimal 10 hari.
  1. Meningitis yang disebabkan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap penisilin
Berikan sefotaksim atau seftriakson 6-12 gram intravena. Bila pasien alergi terhadap pensilin: vankomisin 2 gram intravena perhari dalam dosis terbagi.
  1. Bila etiologi tidak diketahui
Pada orang dewasa berikan ampisilin 12-18 mg intravena dalam dosis terbagi dikombinasi dengan kloramfenikol 4 mg per hari intravena. Pada anak ampisilin 400 mg/kgBB ditambah klorafenikol 100 mg/kgBB/hari intravena. Pada neonatus ampisilin 100-200 mg/kgBB disertai gentamisin 5 mg/kgBB perhari.
Bila setelah diberi terapi yang tepat selama 10 hari pasien masih demam cari sebabnya diantaranya:
  1. efusi subdural
  2. abses
  3. hidrosifalus
  4. empiema subdural
  5. trombosis
  6. sekresi hormol antideuretik yang kurang
  7. pada anak-anak: ventrikulitis (Arief Mansjoer dkk, Kapita Kedokteran edisi 3, Media Aesculapius, Jakarta: 2000)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar